Banner Top


(Jakarta – haltebus.com) Menjalin hubungan baik antar pengusaha bus kini menjadi tren baru. Meski bersaing mendapatkan penumpang untuk sewa bus, sejumlah pengusaha bus pariwisata di Yogyakarta terlihat cukup akrab, 23-25 Februari lalu. Dalam satu bus, mereka mengikuti dengan seksama kunjungan ke tiga karoseri pembuat bus di Malang, Jawa Timur. “Kami sengaja melakukan ini supaya ada informasi baru yang bisa diperoleh anggota Organda Daerah Istimewa Yogyakarta Bidang Angkutan Pariwisata,” ujar Kabid Angkutan Pariwisata Organda DIY, Hantoro kepada haltebus.com.

Mereka mengunjungi Karoseri Morodadi Prima, Karoseri Tentrem dan Karoseri Adiputro. Selama dua hari mereka terlihat asyik memperhatikan proses pembuatan bus. Saat ditemui haltebus.com di Karoseri Tentrem, Selasa (23/1/16) mereka berkeliling melihat dari dekat mulai proses pengelasan rangka hingga pembuatan material pendukung kelengkapan bodi bus. Di karoseri itu banyak hal yang bisa mereka dapatkan, salah satu yang menarik adalah modifikasi suspensi udara yang dipasangkan oleh karoseri. Ketiga karoseri itu bisa memodifikasi suspensi udara.

Setelah rombongan itu melihat-lihat, pimpinan Karoseri Tentrem, Tatang Wahyudi dan Yohan Wahyudi, mengajak mereka untuk mencoba chassis bus terbaru dari Hino, yakni Hino FC 190. Mereka di antar ke kota Batu sekaligus merasakan salah slaah satu varian bodi bus produksi Karoseri Tentrem, model Venom, di atas chassis yang baru diluncurkan PT. Hino Motors Sales Indonesia tahun lalu itu.

Menurut Hantoro, kegiatan kunjungan ke karoseri bus pernah dilakukan sebelumnya. Sayangnya kegiatan itu terhenti lima tahun lalu. Kini, dengan semangat baru, Organda memulai kembali tradisi kunjungan yang juga diikuti pertemuan dua bulan sekali. Ketua Organda D.I.Y, Agus Andrianto juga ikut dalam rombongan.

Agus menyatakan, acara semacam ini menjadi cara untuk mengakrabkan anggota Organda Angkutan Pariwisata di wilayahnya. Dia mengakui tidak banyak operator bus yang mau berkumpul secara rutin demi alasan keakraban. Namun, untuk angkutan pariwisata di Yogyakarta, keakraban lebih terasa. Dia mengungkapkan, kota Malang dipilih sebagai tujuan berbagi informasi karena di kota itu, industri karoserinya menjadi kiblat di Indonesia. “Kali ini ke Malang, nanti tahun depan dilanjutkan dengan tujuan ke Bali,” katanya.

Sementara itu, Manager Operasional PO. Bimo, Buanata mengaku senang dengan adanya pertemuan rutin dan acara kunjungan semacam ini. Bagi dia, saat pertemuan menjadi sarana efektif untuk saling bertukar antar operator. “Bagi kami Organda DIY unit pariwisata sangat menyenangkan. Banyak pengetahuan yang kami dapat dari rekan-rekan,” ujarnya



Di sisi lain, pihak karoseri juga merasa senang didatangi rombongan operator bus pariwisata, yang tak lain mitra mereka. Menurut Yohan Wahyudi dari Karoseri Tentrem, mereka tak sekedar bisa memperkenalkan produk yang mereka buat kepada pelanggan, khususnya calon pelanggan atau pelanggan baru, melainkan menunjukkan proses pembuatannya dari dekat. Terlebih lagi mereka bisa mendapatkan relasi baru dengan adanya pertemuan semacam ini.
Senang sekali bisa kedatangan tamu seperti ini, bisa nambah teman baru. Kami juga bisa mendapat respon dan masukan-masukan dari mereka, katanya.
 
Paguyuban pariwisata D.I. Yogyakarta ini, menurut Hantoro, diberi nama Palapa Wijaya oleh Kasubdit Angkutan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Subroto. Nama itu merupakan singkatan dari Paguyuban Pelaku Angkutan Pariwisata Wilayah Yogyakarta. Bulan depan, mereka telah berencana untuk berkunjung ke karoseri yang ada di Jawa Tengah. “Kami juga silaturrahim ke tempat tujuan wisata, art shop juga pusat oleh-oleh,” kata Hantoro lagi.

Rasa keakraban yang begitu kental di Yogyakarta itu didasari atas menciptakan suasana iklim usaha yang baik di antara sesama operator bus pariwisata. Hantoro menyatakan, karakter bus pariwisata yang tidak memiliki rute dan tujuan yang tetap sangat tidak menguntungkan jika tidak memiliki jejaring sesama operator bus pariwisata maupun para pendukung usaha wisata ini. Jika ada kendala di jalan, lanjut dia, hanya teman-teman yang sering diajak berkomunikasi yang bisa membantu. Baik Hantoro maupun Agus Andrianto menilai, dengan komunikasi yang erat, kompetisi yang sehat di antara pelaku usaha transportasi bisa ditumbuhkan. Pada akhirnya, mereka juga yang menikmati keuntungan dari saling membangun jejaring itu. (naskah : mai/foto : mai/dok.organda yogyakarta/arief wibowo)

Banner Content