Banner Top



(Jakarta – haltebus.com) Empat unit bus dari berbagai titik di Jabodetabek merapat ke tempat peristirahatan jalan tol Jakarta – Cikampek di Km. 57, Jumat (7/8/2018). Ada dua bus besar dan dua bus medium itu masing-masing hanya terisi separuh kapasitas bus. Penumpangnya para penggiat wisata yang selalu bersinggungan dengan bus-bus wisata yang sedang dalam perjalanan menuju Yogyakarta dalam rangka kumpul tahunan.

“Ini boleh dibilang kumpulan penggiat wisata, kumpul bareng orang-orang yang berkecimpung di dunia wisata. Dulu pertama kali berkumpul tahun 2013 dalam acara Meet & Greet penggiat wisata. Mulai saat itu, kegiatan kumpul-kumpul ini menjadi agenda tahunan,” kata Ketua Panitia Meet & Greet 2018, Ahmad Faisal Nurfajri kepada haltebus.com di sela-sela acara di Yogyakarta, Sabtu (8/8/18).

Menurut pria yang akrab disapa Faisal itu, awalnya kegiatan ini adalah ajang pertemuan penggiat wisata yang sering berkomunukasi lewat media sosial. Begitu akrabnya di dunia maya, mereka sepakat untuk menggelar pertemuan tatap muka. Sejak pertemuan pertama hingga ketiga, jumlah yang terlibat semakin meningkat. Hingga akhirnya ada organisasi Asosiasi Penggiat Wisata.



Sayangnya, lanjut Faisal, meski ada asosiasi, kegiatan mereka yang terlaksana hanya pertemuan tahunan. Asosiasi pun dianggap kurang efektif dalam mewadahi para penggiat wisata ini. “Mungkin karena teman-teman terbiasa dengan kerja sendiri, akhirnya mereka juga tidak terlalu bergantung ke asosiasi. Di sisi lain teman-teman pengurus juga tidak bisa fokus, mungkin lebih karena kesibukannya masing-masing juga,” kata dia.

Akhirnya sebagian besar penggiat wisata, lanjut Faisal, memilih cara yang unik untuk berkumpul. Yakni hanya setahun sekali dan komunikasi mereka sehari-hari sebagian besar dilakukan melalui media sosial, atau pertemuan antar individu. Meski bersifat cair, ternyata pertemuan Meet & Greet ini cukup dinanti para penggiat wisata. Faktanya, sejak 2013 setiap tahun mereka berkumpul berbagi informasi, saling mengenal satu sama lain serta mempromosikan usaha masing-masing.



Agenda pertemuan tahun ini cukup menarik. Ada kunjungan ke Karoseri Laksana di Ungaran, Semarang. Mereka melihat dari dekat proses pembuatan bus. Ternyata ada di antara penggiat wisata ini yang sedang menunggu selesainya bus yang dipesannya. Adalah Faris Arrowmilly yang selama beberapa tahun ini mengibarkan bendera Vian Tour di bawah PT. Tyo Vian Mandiri memulai langkah lanjut dari mengorganisir perjalanan wisata yakni memiliki satu unit bus.

Bus yang diberi nama Kaisar ini masih dalam proses pembuatan rangka, saat dia berkunjung ke Karoseri Laksana. “Ini bagian dari rencana masa depan, supaya bisa membantu branding paket wisata kami. Kalau travel (biro perjalanan) punya bus itu lumrah. Tetapi kalau perusahaan bus buka travel itu akan repot,” kata Fariz yang juga Direktur Utama PT. Tyo Vian Mandiri itu.



Tentu semangat yang sama juga menjadi impian teman-teman sesame penggiat wisata. Agus Tera misalnya berharap satu saat nanti memiliki bus, entah bus medium maupun bus besar. “Doain deh semoga nanti bisa punya bus ya,” kata Agus saat bus yang mereka tumpangi belum beranjak jauh dari titik kumpul di Bekasi, dan langsung disambut teman-temannya dengan seruan, “Amiin.”

Kunjungan ke Karoseri Laksana menjadi bagian dari pembelajaran penggiat wisata ini untuk lebih mengenal karoseri bus. Menurut salah satu penggiat wisata dari PO. Cipta Karunia, Ivoni Gustia, kunjungan ini bisa menjadi awal yang bagus dalam memperkenalkan bus-bus yang dimiliki mitra penggiat wisata. “Ke depan teman-teman bisa menilai produk Laksana seperti apa, produk karoseri lainnya juga bagaimana. Tentunya untuk wawasan juga saat berhubungan dengan customer,” ujarnya.


Dalam rangkaian Meet & Greet itu digelar juga pertemuan dengan mitra dan sponsor kegiatan. Tidak hanya perusahaan bus, hotel, rumah makan dan semua pihak yang berkepentingan di dunia wisata. Salah satu yang terlibat dalam pertemuan Sabtu malam adalah PT. Catur Karya Cemerlang. Satu unit busnya digunakan untuk mengangkut para peserta dari kawasan Selatan Jakata. “Kami ikut acara ini untuk mencari masukan dari sisi produk. Karena kami masih baru dan berharap bisa seperti karoseri yang lain,” kata Manager PT. Catur Karya Cemerlang, Mardiyan Gusanto.

Lalu bagaimana tanggapan para peserta dengan adanya acara ini? Nur Rofik dari Jasmine Travel mengungkapkan, pertemuan ini bisa saling mengakrabkan orang-orang dengan profesi yang sama yang berkaitan dengan bisnis di dunia pariwisata. Menurut dia, pertukaran informasi dan menjalin komunikasi yang erat, menjadi bagian penting dari pekerjaan mereka. “Kita bisa saling support satu sama lain,” begitu dia mengungkapkan dengan singkat.




Direktur PT. Midas Transportasi Dyra S Madhona mengungkapkan, kebersamaan ini sangat positif bagi semua pihak. Menurut dia, sinergi antar pihak bisa saling mengisi satu sama lain. Dia mengaku sudah merasakan manfaat menjalin komunikasi dengan para penggiat wisata ini. Karena itu saat didaulat untuk memberikan pandangannya dia tak sungkan mengungkapkan, “Kami ada penawaran untuk teman yang hadir.”

Selama di Gunung Kidul pun alih-alih berekreasi, mereka juga menjalin komunikasi. Mereka menggelar silaturrahim dengan PO. Maju Lancar yang diwakili oleh Deni Indah Asrining Wulan dari keluarga pemilik bus asli Gunung Kidul itu. Pertemuan yang digelar di garasi Wonosari itu cukup akrab dan diselingi dengan foto bersama.




Tak hanya silaturrahim dengan perusahaan bus, mereka juga menggelar pertemuan dengan Dinas Pariwisata Kab. Gunung Kidul serta Polres Gunung Kidul. Mungkin agak sedikit mengundang tanya, apa korelasi mereka dengan kepolisian setempat? Para penggiat wisata ini tak jarang membawa rombongan bus dalam jumlah besar. Enam unit bus atau bahkan lebih saat beriringan di jalan-jalan di Pantai Selatan Gunung Kidul jika tidak terorganisir dengan baik bisa menimbulkan masalah.

Kepala Unit Pengaturan, Penjagaan dan Patroli, Satuan Bhayangkara (Sabhara) Polres Gunung Kidul Ipda. Ristanto Puji Raharjo yang juga membawahi pengamanan lokasi wisata berdiskusi bersama mereka. Tak ketinggalan Kepala Bidang Industri dan Kelembagaan Dinas Pariwisata Gunung Kidul, Eli Martono, ikut dalam pertemuan itu.

Firman Fathul Rohman dari PT. Syafara Cahaya Holidays yang ikut mendukung kegiatan ini menilai, kegiatan Meet and Greet sangat positif untuk mereka. Sejak pertama kali berkumpul, setidaknya hampir sepertiga dari jadwal perjalanan bus yang dikelolanya, diisi oleh penggiat wisata. “Banyak sisi positifnya, semoga teman-teman penggiat wisata ini bisa semakin solid dan lebih baik lagi kerja samanya di masa mendatang,” katanya. (naskah : mai/foto : mai/dok. Meet & Greet)

Banner Content